Dalam dunia pendidikan, komunikasi yang efektif dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa merupkan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru.
Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap informasi-informasi pelajaran. Proses interaksi dalam kelas sama halnya dengan interaksi social secara luas.
Di kelas, kemampuan komunikasi bukanlah satu-satunya yang menentukan pembelajaran menjadi efektif. Oleh karena itulah guru harus lincah dalam mengunakan bahasa nonverbal secara spesifik.
Dengan kemampuan komunikasi dan pemahaman tentang karakter kelas, maka pembelajaran yang efektif dan kondusif tidak akan mustahil untuk diwujudkan. Kemampuan guru dalam berkomunikasi secara persuasive, sangatlah menentukan keberhasilan dalam proses belajar-mengajar di kelas.
Macam-macam Gaya Komunikasi
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk membangun komunikasi dalam kelas, antara lain:
1. Otoriter
Gaya komunikasi ini lebih tepat jika guru ingin mendapatkan jawaban yang cepat dan komitmen jangka pendek dari siswanya. Gaya komunikasi otoriter akan berhasil jika didukung oleh kekuasaan, otoriter, umur, pengetahuan dan kebijaksanaan.2. Kolaboratif
Gaya komunikasi ini akan lebih tepat jika digunakan untuk tujuan membina hubungan jangka panjang dan mewujudkan komitmen yang tinggi. Gaya komunikasi kolaboratif akan berhasil walaupun tidak didukung oleh kekuasaan atau otoritas, tetapi memerlukan jangka waktu yang panjang dan memerlukan kesabaran dari masing-masing pihak.3. Logis
Merupakan komunikasi dengan menggunakan nalar logis berdasarkan argument masuk akal dan bukti-bukti yang kuat.4. Emosional
Guru yang memiliki charisma, daya Tarik serta antusiasme akan lebih mudah mengajak dan mengarahkan siswanya untuk melakukan kegiatan secara emosional.Pendekatan komunikasi ini tepat dilakukan jika ajakan atau arahan yang disampaikan guru, menjadi bagian dari keyakinan dan perasaan guru tersebut.
5. Asertif
Gaya komunikasi ini biasanya mengedepankan keterbukaan atau komunikasi secara blak-blakan. Seperti jika guru menanyakan siswa tentang harapan atau penolakan terhadap sesuatu.6. Pasif
Gaya komunikasi ini biasanya digunakan guru yang tidak begitu suka menonjolkan diri dalam memberikan pengarahan secara verbal, tetapi cukup dengan perilaku dan keteladanan. Guru tidak banyak memberikan larangan berupa kata-kata, melainkan secara nonverbal seperti ekspresi wajah atau diam penuh misteri.7. Jual-beli
Dalam hal ini, guru bisa sebagai penjual ilmu, sementara siswa adalah pembeli atau sebaliknya. Oleh karena itulah, guru harus memiliki empati serta pemahaman yang baik terhadap kebutuhan siswanya.8. Negoisasi
Hal ini bisa digambarkan, dimana guru sebagai pihak yang memberi penawaran terhadap sesuatu yang dimilikinya (ilmu ) dengan sesuatu yang dimiliki siswa (motivasi, kecerdasan, sopan-santun, dll) agar terjadi kesepakan bersama dan menguntungkan kedua belah pihak tentunya.referensi: Fahmi Amrullah. 2012. Bahasa Tubuh untuk Guru. Yogyakarta : Diva Press.