A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Istilah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan terjemahan dari “School based Management”. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah secara umum diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih kepada sekolah. Pemberian kewenangan lebih ini, dimaksudkan agar sekolah mampu mendorong pengambilan keputusan partisipatif dengan melibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.
1. Edmond
Menurut Edmond yang dikutip Suryosubroto, Manajemen Berbsis Sekolah merupakan alternatif baru dalam pengelolaan pendidikan dengan lebih menekankan kepada kemandirian dan kreativitasan sekolah.
2. Nurcholis
Nurcholis mengatakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan bentuk alternatif sekolah sebagai hasil dari desentralisasi pendidikan.
Baca Juga
B. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
Berbagai karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah, memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan menjadi input, proses, dan output.
1. Output Pendidikan
Output sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen disekolah. Pada umumnya, output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu : output berupa prestasi akademik (academic achivement) dan output yang berupa prestasi non akademik (nonacademic achievement).
Output prestasi akademik misalnya : NUAN/NUNAS, Lomba Krya Ilmiah Remaja, lomba (Bahasa inggris, Matematika, Fisika, dll), cara berfikir (kritis, kreatif divergen, nalar, rasional, induktif, deduktif dan ilmiah).
Output non akademik misalnya : akhlak/budi pekerti, dan perilaku sosial yang baik seperti kejujuran, rasa kasih sayang, solidaritas yang tinggi, toleransi, kedisiplinan, kerajinan, prestasi olahraga, kesenian dan kepramukaan.
2. Proses Pendidikan
Proses pendidikan sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut:
a. PBM dengan efektivitas yang tinggi
Sekolah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah memiliki efektifitas proses belajar mengajar (PBM) yang tinggi. Hal ini ditunjukan olah sifat PBM yang menekankan pada pemberdayaan peserta didik.
PBM bukan sekedar penekan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang diajarkan (logos), tetapi lebih menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan.
Sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani serta dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik. Belajar yang efektif mengacu kepada Learning to know; Learning to do; Learning to live together; Learning to be dan Learning to religi.
b. Leadership sekolah yang kuat
Pada sekolah yang menetapkan Manajemen Berbasis Sekolah, Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan, menggerakan, dan menyeraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolahnya melalui program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.
Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.
c. Lingkungan sekolah yang kondusif
Sekolah dengan Manajemen Berbasi Sekolah memiliki lingkungan sekolah yang kondusif untuk belajar. Sekolah memilki lingkungan (iklim) belajar yang aman, tertib, dan nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan nyaman.
Karena itu, sekolah yang efektif selalu menciptakan iklim sekolah yang aman, nyaman dan tertib melalui pengupayaan faktor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut. Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting.
d. Pengelolaan SDM yang efektif
Sekolah dengan Manajemen Berbasis Sekolah memiliki pengelolaan SDM terutama tenaga kependidikan yang efektif. Tenaga kependidikan, terutama guru merupakan jiwa dari sekolah.
Oleh karena itu, pengelolaan tenaga kependidikan, mulai dari analisa kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kinerja, hubungan kerja, hingga imbal jasa merupakan garapan penting bagi seorang kepala sekolah.
Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik.
e. Sekolah Dengan Budaya Mutu
Sekolah Manajemen Berbasi Sekolah memiliki budaya mutu seperti informasi kualitas untuk perbaikan; kewenangan yang bertanggungjawab; hasil yang diikuti penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment); kolaborasi dan sinergi, bukan kompetisi; keamanan warga sekolah; atmosfir keadilan; imbal jasa sesuai dengan nilai pekerjaannya; dan rasa memiliki warga sekolah.
f. Sekolah Memiliki Teamwork yang kompak
Sekolah dengan Manajemen Berbasis Sekolah memiliki Team work. Team Work merupakan karakteristik yang dituntut oleh MBS, karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah, bukan hasil individual.
g. Sekolah Memiliki Kemandirian
Sekolah dengan Manajemen Berbasis Sekolah memiliki kewenangan yaitu melaksanakan yang terbaik bagi sekolahnya, sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja yang baik.
h. Tingginya Partisipasi Warga Sekolah dan Masyarakat
Sekolah yang menerapkan Manajemen Berbasi Sekolah mengedepankan tingkat partisipasi warga sekolah dan masyarakat dalam membuat kebijakan sekolah.
Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi, makin besar rasa memiliki; makin besar pula rasa tanggung jawab, makin besar pula tingkat dedikasinya.
i. Transparansi Manajemen Sekolah
Keterbukaan atau transparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan karakteristik sekolah yang menerapkan MBS. Keterbukaan ini ditunjukkan dalam pengambilan keputusan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, penggunaan uang, dan sebagainya.
j. Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua warga sekolah. Sebaliknya, kemapanan merupakan musuh sekolah. Tentu saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan, baik bersifat fisik maupun psikologis.
Artinya, setiap perubahan dilakukan agar hasilnya diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu dari pendidikan yang diberikan kepada peserta didik.
k. Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Sekolah dengan Manajemen Berbasi Sekolah selalu melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan. Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik, tetapi yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah.
Oleh karena itu, fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan dan terus menerus.
Perbaikan secara terus-menerus harus menjadi kebiasaan warga sekolah. Tiada hari tanpa perbaikan. Oleh karena itu, harus ada sistem mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan.
Sistem mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu.
l. Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
Sekolah selalu tanggap/responsif terhadap berbagai aspirasi yang muncul bagi peningkatan mutu. Oleh karena itu, sekolah harus selalu dapat membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat.
Sekolah dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan/tuntutan, akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi. Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat bagi istilah antisipatif.
m. Memiliki Komunikasi yang Baik
Sekolah dengan Manajemen Berbasis Sekolah memiliki komunikasi yang baik, terutama antar warga sekolah, antara sekolah dan masyarakat sehingga kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui.
Dengan cara seperti ini, keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok.
Selain itu, komunikasi yang baik juga akan membentuk teamwork yang kuat, kompak, dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat dilakukan secara merata oleh warga sekolah.
n. Sekolah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan.
Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan kepada pemerintah, orangtua siswa, dan masyarakat. Berdasarkan laporan hasil program tersebut, pemerintah dapat menilai apakah program MBS telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak.
o. Manajemen Lingkungan Hidup yang Baik
Sekolah memiliki perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengoordinasian, dan pengevaluasian pendidikan kecakapan hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari waktu ke waktu.
Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat.
p. Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga kelangsungan hidupnya (sustainabilitas), baik dalam program maupun pendanaannya.
Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin besar jumlahnya.
3. Input Pendidikan
a. Kebijakan, Tujuan, dan Sasaran Mutu yang Jelas
Secara formal, sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan kebijakan, tujuan, dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu.
Kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga tertanam pemikiran, tindakan, kebiasaan, hingga sampai pada kepemilikan karakter mutu oleh warga sekolah.
b. Sumberdaya yang Memadai
Secara umum, sekolah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah harus memiliki tingkat kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan kepala sekolah yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada disekitarnya.
Artinya, segala sumberdaya yang diperlukan untuk menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap. Ini bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal, tetapi sekolah yang bersangkutan dapat memanfaatkan keberadaan sumberdaya yang ada dilingkungan sekolahnya.
c. Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki staf yang mampu (kompeten) dan berdedikasi tinggi terhadap sekolahnya. Implikasinya jelas, yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki efektivitas yang tinggi.
d. Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya. Kepala sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan mutu sekolah secara optimal.
Guru memiliki komitmen dan harapan yang tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang maksimal, walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan yang ada di sekolah.
Peserta didik juga mempunyai motivasi untuk selalu meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
e. Fokus pada Stakeholders
Stakeholders, terutama siswa, harus menjadi fokus dari semua kegiatan sekolah. Artinya, semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik.
Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu dan kepuasan yang diharapkan dari siswa.
f. Input Manajemen
Sekolah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah memiliki input manajemen yang memadai untuk menjalankan roda sekolah. Kepala sekolah dalam mengatur dan mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen.
Input manajemen yang dimaksud meliputi: tugas yang jelas, rencana yang rinci dan sistematis, program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana, ketentuan-ketentuan (aturan main) yang jelas dan sistem pengendalian mutu yang efektif dan efisien.