Telah disinggung sebelumnya, bahwa Kurikulum 2013 adalah rintisan KBK 2004, tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan KTSP 2006.
Selain itu, pemikiran Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan taksonomi-taksonomi yang diterima secara luas dari kajian KBK 2004 dan KTSP 2006, dan tantangan Abad 21 guna penyiapan Generasi 2045.
Dalam K13 ada yang namanya kompetensi inti untuk mencapai Kompetensi lulusan. Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, melainkan dibentuk melalui pembelajaran mapel yang relevan.
Setiap mapel harus tunduk pada kompetensi inti yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran yang diajarkan harus berkontribusi terhadap pembentukan kompetensi inti.
Ibaratnya, kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus dihasilkan. Di sini kompetensi inti berperan sebagai integrator horizontal antarmata pelajaran.
Dengan pengertian ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran karena tidak mewakili mata pelajaran tertentu.
Kompetensi inti merupakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi dasar yang akan diserap peserta didik melalui proses pembelajaran.
Dalam mendukung kompetensi inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi beberapa kompetensi dasar. Kompetensi dasar tersebut meliputi kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
Uraian kompetensi dasar ini, untuk memastikan bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, tapi harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap.
Kompetensi dasar dalam kelompok kompetensi inti sikap bukanlah untuk peserta didik, karena kompetensi ini tidak diajarkan, tapi sebagai pegangan bagi pendidik.
Maksudnya adalah selain menstransfer informasi, pendidik juga harus menyampaikan pesan-pesan sosial dan spiritual yang terkandung dalam materi pembelajaran.
Oleh : Muhammad Nuh
